BAGAIMANA kita sebagai individu dapat berperan aktif dalam melestarikan sumber daya alam? Ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mengelola kelestarian sumber daya alam bahkan di lingkungan terkecil kita sendiri, sehingga sumber daya alam di lingkungan kita dapat kita kelola, kita perbaharui dan upayakan kelestariannya.
Lalu apa yang dapat kita lakukan secara aktif dalam pelestarian sumber daya alam ini? Tindakan sederhana apa yang dapat dilakukan sehingga dapat memelihara dan memanfaatkan potensi sumberdaya alam sebesar-besarnya dan semaksimal mungkin namun tetap optimal sehingga memberikan manfaat dan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat generasi sekarang tanpa melupakan potensi dan peluang manusia generasi yang akan datang dalam memanfaatkan sumberdaya alam tersebut?
Sumber daya alam di lingkungan rumah kita yang dapat kita perbaharui dan kita jaga adalah air, tanah, tumbuhan dan hewan. Pelestarian sumberdaya alam adalah tindakan memelihara dan memanfaatkan potensi sumberdaya, termasuk dari pencemaran di lingkungan kita. Tindakan memelihara dan mengelola ini harus dimulai dari kumpulan terkecil masyarakat, bahkan dari setiap individu, yaitu anggota keluarga.
Pengelolaan Air
Air adalah sumber kehidupan. Kerusakan hutan adalah salah satu penyebab banjir di waktu hujan, dan keringnya sumber air di musim kemarau. Perubahan rawa dan danau yang berfungsi sebagai penampung air telah berubah menjadi pemukiman adalah sebab yang lainnya pula. Namun tidak hanya masalah besar yang itu saja, daya resapan air di terutama di pemukiman amat sangat berkurang karena pekarangan atau halaman rumah-rumah penduduk tidak dikondisikan untuk dapat menyerap kelebihan air dengan baik.
Air hujan yang jatuh ke halaman rumah paling tidak 85 persen harus bisa diserap oleh tanah di halaman tersebut agar tidak berpotensi untuk menjadi penyebab banjir. Secara alami tanah di pekarangan halaman rumah dapat menyerap curahan air hujan yang jatuh baik dari air hujan langsung maupun dari atap rumah yang terkumpul dan mengalir melalui talang air. Namun banyak kondisi yang tidak memungkinkan pengembalian air hujan ke dalam tanah karena kondisi pekarangan yang tidak memungkinkan dan juga karena daya resap tanah itu sendiri yang telah berkurang.
Masyarakat di pemukiman baik kota dan di desa dapat berperan aktif dalam menjaga luapan banjir dan juga menjaga ketersediaan air tanah dengan membuat tanah mampu menyerap air dan juga membuat tempat-tempat resapan air di sekitar rumah. Pekarangan jangan dihabiskan untuk untuk bangunan atau ditutup dengan semen. Masyarakat bisa memodifikasi lansekap dengan membuat sejumlah parit kecil dan cekungan dangkal di pekarangan rumah. Cekungan dangkal, parit atau kolam dapat airnya dimanfaatkan untuk pemeliharaan ikan dan juga membantu pemeliharaan tanaman dan pepohonan.
Selain pembuatan cekungan atau parit, pembuatan sumur resapan dan biopori di tiap rumah akan mengurangi sumbangan bencana banjir dengan mengurangi limpahan air dengan menyerapnya ke dalam tanah. Minimnya lahan di perkotaan karena habis untuk bangunan rumah menyebabkan kurangnya tempat-tempat resapan air. Alternatif untuk pembuatan sumur resapan air karena terbatasnya lahan halaman rumah untuk pembuatan sumur resapan air dapat dilakukan secara kolektif untuk setiap beberapa rumah di lahan yang masih kosong di pemukiman tersebut.
Dalam hal pemeliharaan dan pengelolaan air, kuncinya ada pada kesadaran masyarakat. Kalau masyarakat sadar, lingkungan terjaga dan air yang bersih akan selalu dapat diperoleh. Pendidikan sejak dini di lingkungan sekolah perlu terus ditanamkan kepada anak-anak. Di masyarakat sendiri perlu adanya inisiatif dari pemuka masyarakat untuk memelopori kesadaran dari setiap warga untuk pemeliharaan air tanah di pekarangannya masing-masing.
Penghijauan Pekarangan Rumah
Salah satu pelestarian sumber daya alam adalah melestarikan hutan kita. Hutan tidak hanya hutan di pedalaman, namun pemukiman penduduk dari kampung sampai dengan kota besar pun memiliki hutan untuk konservasi alam yaitu hutan kota (urban forest). Hutan kota dimana hutan tersebut adalah ruang terbuka yang ditumbuhi vegetasi berkayu di wilayah pemukiman dapat memberikan manfaat lingkungan sebesar-besarnya kepada penduduk sebagai proteksi dan reservasi terhadap sumber daya air, sumber udara segar, keindahan tata ruang pemukiman dan estetika serta rekreasi khusus lainnya.
Memelihara hutan kota tidak terbatas hanya pada pepohonan lahan hutan, sekumpulan pepohonan di taman kota, tapi juga pada pohon-pohon individu. Turut serta melestarikan hutan, dapat dimulai dengan mencintai lingkungan di sekitar kita yaitu pada tetumbuhan dan pepohonan di pekarangan rumah. Pekarangan rumah walaupun sempit dapat dimanfaatkan untuk menanam tumbuhan yang bermanfaat dalam pot. Sempalan lahan dekat parit dapat rumah dapat ditanami pohon. Memulai dari rumah sendiri dengan satu dua pohon adalah berarti banyak untuk kemudian dapat menuju cakupan yang lebih luas.
Pemilihan jenis tanaman untuk penghijauan di pekarangan rumah hendaknya dipilih agar dapat tumbuh dan dirawat dengan baik. Pemilihan jenis tanaman hendaknya dipertimbangkan dari segi persyaratan hortikultura (ekologikal) dan persyaratan fisik. Syarat hortikultural yaitu respon dan toleransi terhadap temperatur, kebutuhan air, kebutuhan dan toleransi terhadap cahaya matahari, kebutuhan lahan dan jenis tanah, ketahanan hama dan penyakit. Syarat-syarat fisik yaitu tujuan penghijauan, persyaratan budi daya, bentuk tajuk, warna, dan aroma untuk kepentingan estetika dan perawatan misalnya pemangkasan. Mengenali jenis dan sifat pohon dipentingkan karena apabila kita mengenali pohon tersebut maka kita akan tahu pula cara merawat dan menjaganya sehingga dapat memberikan manfaat yang maksimal pada lingkungan sekitar.
Memelihara pohon dapat dilakukan oleh seluruh anggota keluarga secara aktif. Ayah memelihara tanaman dengan memangkas batang-batang yang menjuntai dan mengganggu, ibu membantu memberikan pupuk, dan anak-anak membantu menyiram tanaman. Keharmonisan dan komunikasi antar anggota keluarga dapat terjalin dengan baik, anak-anak dapat mewarisi pengetahuan dan belajar mencintai lingkungan dengan memelihara dan mencintai tanaman.
Tidak hanya pohon berkayu keras atau peneduh yang dapat ditanam di pekarangan. Tanaman hias, tanaman obat, tanaman bumbu dan tanaman buah dapat pula dipelihara untuk membantu penghijauan. Sebagai penyaring debu untuk kesehatan, pemasok udara segar dan keindahan (estetika), maka tanaman pun bermanfaat secara ekonomis pula bagi keluarga. Tak hanya ditanam di lahan pekarangan rumah , tanaman pun dapat ditanam secara vertical (vertical garden), atau di atap rumah (roof garden). Apabila setiap rumah secara aktif melakukan penghijauan, tentu saja secara luas dampaknya akan terasa sebagai upaya untuk pelestarian lingkungan dan pengurangan pemanasan global.
Pencegahan Pencemaran Lingkungan
Sebetulnya lingkungan hidup di sekitar kita dapat secara alami membersihkan dirinya dari polutan atau pencemaran. Namun pencemaran di lingkungan hidup di sekitar kita termasuk pencemaran air, pencemaran udara dan pencemaran tanah dapat makin tinggi karena adanya polutan dalam jumlah yang berlebihan yang dapat menyebabkan lingkungan tidak dapat mengadakan pembersihan sendiri . Untuk mencegah hal tersebut, polusi terhadap lingkungan perlu dideteksi secara dini dan ditangani segera oleh setiap individu agar tidak memberikan dampak yang lebih luas dan lebih parah terhadap lingkungan.
Sumber polusi pada air yang sangat besar terdapat dari sampah dan limbah. Dalam hal ini sampah domestik (rumah tangga) memberikan pula konstribusi yang besar bagi pencemaran. Polusi air terjadi karena kurangnya rasa disiplin masyarakat, misalnya dalam kebersihan lingkungan dan membuang sampah sembarangan. Dampak sampah selain polusi sampah juga mengakibatkan tersumbatnya saluran-saluran air sehingga mengakibatkan banjir di musim hujan.
Tidak hanya dibuang, sudah saatnya kita memikirkan pemilahan dan pengelolaan sampah. Dari sejak awal akan dibuang dari rumah, sampah hendaknya sudah dipilah. Mana sampah organik mana dan mana sampah anorganik. Selain itu pemilahan sampah akan memudahkan pemerintah kota dalam pengelolaan sampah sehingga dapat didaur ulang atau dimanfaatkan untuk hal lainnya. Sampah rumah tangga pun dapat dipilah mana yang dapat dijadikan kompos atau pupuk cair, sehingga dapat digunakan sebagai pupuk bagi tanaman yang bermanfaat pada penghijauan. Hal ini sangat disayangkan karena ini belum disadari oleh kebanyakan masyarakat kita.
Oleh karena itu mari kita sebagai anggota masyarakat, melakukan upaya pelestarian sumber daya alam dan menjaga lingkungan kita dengan satu langkah kecil yang kita mulai di diri kita sendiri sebagai individu dan anggota keluarga. Di rumah kita dapat turut serta secara aktif menjaga sumber daya alam kita dan kita dapat mewariskan lingkungan kehidupan yang baik kepada anak cucu kita nanti. (*)
<<< Lembaga Kajian Ilmiah Mahasiswa >>>
::Wilujeung Sumping di Weblog LKIM UNAND Padang::.
Semoga site gratisan ini bukan hanya menambah literatur-literatur dalam dunia kepenulisan, tetapi juga lebih khusus untuk menambah khazanah keilmuan science dan keislaman, karena di masa kebangkitan seperti sekarang ini (menurut sejarah islam) yang sebelumnya Islam di Andalusia (Spanyol) begitu kuat dan hebatnya, harus tunduk dan hancur oleh kaum Hulagu dari bangsa Bar-Bar, oleh karena itu kita pun di harapkan untuk selalu berkarya, baik melalui dunia kepenulisan, dunia jurnalistik maupun yang lainnya, karena memang tidak bisa kita pungkiri bahwa Islam khususnya yang ada di Indonesia ini sangat butuh dengan orang-orang yang profisional dalam bidangnya masing-masing.
Nah...site ini pun tampil untuk menunjukkan bahwa kami ingin menambah khazanah keislaman dalam berkarya, walaupun hanya sebutir debu di padang pasir, tetapi akan sangat bermakna jika kita mendalaminya, Amin
Minggu, 06 Juni 2010
Pelestarian Lingkungan Dimulai dari Pekarangan Rumah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar