Agrowisata Berbasis Peternakan
Tahun 2008 telah ditetapkan pemerintah sebagai tahun kunjungan Indonesia (Visit Indonesia Year 2008 atau VIY 2008) bersamaan dengan peringatan 100 tahun kebangkitan nasional. Agenda ini diharapkan menjadi tonggak kebangkitan pariwisata di Indonesia dengan mengoptimalkan promosi Indonesia baik ke manca Negara dan domestik.
Upaya VIY 2008 dilakukan untuk mencapai target jumlah kunjungann Wisman (wisata mancanegara) sebanyak 7 juta dan Wisnu (wisata nusantara) 223 juta pada akhir tahun 2008.
Program VIY 2008 menetapkan provinsi Sumatera Barat (Sumbar) sebagai salah satu diantara 10 daerah destinasi wisata di Indonesia. Hal ini terlihat dengan potensi Sumbar yang kaya dengan objek wisata alam, budaya, sejarah dan agrowisata.
Agrowisata Berbasis Peternakan (ABP) adalah pariwisata terpadu dengan mengabungkan antara pesona alam, pertanian dan peternakan.
Prinsip ABP diterapkan dengan mengembangkan usaha peternakan di tempat objek wisata menurut potensi daerah masing-masing, maupun kunjungan langsung ke breeding farm yang ada di sumbar seperti BPTU (balai pengembangan ternak unggul) dan usaha peternakan baik personil maupun kelompok.
Pengembangan ABP dengan mengkombinasikan keindahan alam, pertanian dan peternakan, peranya tidak sekedar sebagai wisata alam tapi juga wisata kuliner dan wisata organik yang menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung sehingga akan meningkatkan devisa sumbar.
Keindahan alam Sumbar terlihat pada keanggunan danau singkarak, maninjau, serta panorama alam yang sangat manakjubkan seperti ngarai sianok, ngalau indah, lembah arau, pantai cerocok, air manis, caroline, pasir putih, bayang sani, timbulun, pulau mande, dan jembatan akar menjadikan Sumbar tujuan objek wisata yang menakjubkan, sayangnya belum semua keindahan wisata alam Sumbar termanajemen dengan baik sehingga belum memberikan keuntungan optimal.
Untuk meningkatkan potensi wisata alam tersebut diperlukan sebuah modifikasi berupa bangunan dengan nuansa budaya minang.
Sebagai wisata pertanian terlihat dengan adanya kebun teh, tanaman markisa, terung virus, strowberi, tomat, kol, sawi, bawang merah,bayam dan aneka produk pertanian lainya, yang dikembang dengan memanfaatkan kotoran ternak sebagai pupuk organik sehingga produk pertanian yang dihasilkan adalah produk pertanian organik.
Keberadaan peternakan pada duia pariwisa merupakan sebuah budaya anak nagari yang selama ini potensinya belum termanfaatkan secara optimal. Pengembangan pariwisata peternakan berperan sebagai hiasan, hiburan, sumber pendapatan, pupuk organik, plasma nutfah dan wisata kuliner.
Pengembangan wisata peternakan dengan menghidupkan nilai seni budaya dari masing-masing daerah seperti pacu itik di payakumbuh, pacu banteng di bukit tinggi, adu kerbau di agam, lomba ayam kokok balenggek di solok, pacu jawi di tanah datar.
Perlombaan yang diangkatkan selama ini oleh daerah masing-masing masih belum optimal dalam menarik wisman dan wisnu, seharusnya adanya kerjasama antara daerah objek pariwisata dengan dinas pariwisata, peternakan dan pihak swasta.
Kerjasama dari beberapa pihak tersebut ABP bisa dijadikan paket kunjungan wisatawan, dengan memanfaatkan moment tertentu yang telah ditetepkan oleh dinas pariwisata seperti hari besar nasional, hari libur, setiap pekan maupun acara adat dan seni anak nagari.
Sebagai wisata kuliner, wisatawan dapat menikmati dan mencicipi produk peternakan secara langsung seperti susu segar, pasteurisasi, skim, coloustrum, susu kedele, sup ayam, ayam bakar, telur asin, rendang telur, rendang padang, gulai itik, itik bakar, dendeng batokok, dadih, sate kambing, sate ayam, sate itik dan aneka masakan lainya.
Selain produk yang bisa di konsumsi manusia, peternakan memegang peran penting sebagai penghasil pupuk organik yang dimanfaatkan untuk pariwisata pertanian untuk mewujudkan pertanian organik, selain itu pupuk organik bisa dijual kepada wisatawan sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang.
Melihat potensi tersebut maka ABP sangat potensil untuk dikembangkan di Sumbar dengan mengkombinasikan antara keindahan panorama alam, pertanian dan peternakan sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung. Dengan daya tarik tersebut dapat meningkatkan devisa bagi Sumbar, sehingga program VIY 2008 dapat tercpai dengan lebih optimal.
Untuk mencapai target VIY 2008 diharapkan Dinas Pariwisata memberikan perhatian yang lebih untuk modifikasi objek wisata yang ada maupun pengembangan ABP selain itu, adanya kerja sama dengan pihak swasta dan anak nagari sehingga terwujudnya Sumbar sebagai daerah destinasi wisata terkemuka di Indonesia. Semoga.
Penulis : Efda Yeni Rahman. Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang.
<<< Lembaga Kajian Ilmiah Mahasiswa >>>
::Wilujeung Sumping di Weblog LKIM UNAND Padang::.
Semoga site gratisan ini bukan hanya menambah literatur-literatur dalam dunia kepenulisan, tetapi juga lebih khusus untuk menambah khazanah keilmuan science dan keislaman, karena di masa kebangkitan seperti sekarang ini (menurut sejarah islam) yang sebelumnya Islam di Andalusia (Spanyol) begitu kuat dan hebatnya, harus tunduk dan hancur oleh kaum Hulagu dari bangsa Bar-Bar, oleh karena itu kita pun di harapkan untuk selalu berkarya, baik melalui dunia kepenulisan, dunia jurnalistik maupun yang lainnya, karena memang tidak bisa kita pungkiri bahwa Islam khususnya yang ada di Indonesia ini sangat butuh dengan orang-orang yang profisional dalam bidangnya masing-masing.
Nah...site ini pun tampil untuk menunjukkan bahwa kami ingin menambah khazanah keislaman dalam berkarya, walaupun hanya sebutir debu di padang pasir, tetapi akan sangat bermakna jika kita mendalaminya, Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar